AFBTVnews, Sikka – Puluhan warga Dusun Bao Loran di Desa Nita, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka mendukung pembangunan SPBU yang diinisiasi oleh PT. Pintar Sumber Energi anak perusahaan dari KSP Kopdit Pintu Air.
Perwakilan 30 warga dusun Bao Loran, yang merupakan warga disekitar lokasi pembangunan SPBU milik salah satu koperasi terbesar di Indonesia itu mengatakan, SPBU sangat dibutuhkan warga untuk mendapatkan harga BBM yang sama secara nasional.
Ambrosius Jawa Sina menjelaskan, bila SPBU telah beroperasi, mereka tak perlu lagi turun ke Maumere menempuh jarak 10 kilometer membeli BBM.
“Pembangunan SPBU sangat dibutuhkan warga untuk mendapatkan harga BBM yang sama secara nasional” jelas Ambrosius.
Ambrosius juga melanjutkan, bila SPBU telah beroperasi, mereka tak perlu lagi turun ke Maumere menempuh jarak 10 kilometer membeli BBM.
“Kami tidak perlu keluar biaya, tenaga dan waktu datang ke Maumere beli BBM,” kata Ambrosius usai gagal menerima sosialisasi pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sikka, Jumat, 25 Oktober 2024.
Sosialisasi yang diharapkan warga di tengah sikap pro dan kontra segelintir elite politik asal Nita terkait pendirian SPBU di lokasi eks pertashop milik PT Pintar Sumber Energi itu terpaksa batal dilaksanakan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sikka membatalkan sosialisasi secara sepihak. Kabarnya menunggu keputusan lebih lanjut dari Penjabat Bupati Sikka. Sementara warga yang bakal terkena dampak pembangunan SPBU, utusan PT Pertamina Maumere, dan manajemen SPBU PT Pintar Sumber Energi sudah siap di lokasi.
Hal tersebut menuai kekecewaan warga setempat, Hermametus Dje mengungkapkan sosialisasi itu akan mencerahkan warga tentang pendirian SPBU tersebut.
“Saya tidak bisa lakukan kegiatan yang lain hari ini, karena sejak pagi sudah siap diri datang ke lokasi ini mendengarkan sosialisasi dari pemerintah. Ternyata batal tanpa alasan,” katanya.
Hermametus menegaskan, warga tidak peduli dengan sikap kontra segelintir orang yang menolak pendirian SPBU.
Ia mengatakan, pembangunan SPBU itu bukan hal yang baru, hanya peningkatan status dari pertashop yang diresmikan dua tahun lalu. Di pertashop itu hanya tersedia bahan bakar minyak (BBM) non subsidi sehingga sulit diakses konsumen.
“Pemerintah jangan tunda terlalu lama. Segera jadwalkan ulang lakukan sosialisasi, supaya tidak menimbulkan kecurigaan antarwarga satu dengan yang lain,” terang Hermametus.
Ia juga menambahkan, warga dusun setempat sangat senang dengan kehadiran SPBU. Selain mendekatkan pelayanan, SPBU menawarkan harga BBM yang berlaku nasional.
“Kami tentu sangat bangga karena bisa mendapatkan harga dan mutu BBM yang sama dengan harga BBM di Kota Maumere,” ujar Hermametus.
Hal senada diungkapkan tokoh masyarakat Desa Nita, Eus Raga yang mengaku, warga membutuhkan sosialisasi demi membuka cakrawala pemahaman warga terhadap pendirian SPBU.
“Kami terima dengan senang hati SPBU didirikan di Nita. Jangan sampai hanya kepentingan segelintir orang, investasi yang besar dan kepentingan lebih besar warga dikorbankan,” tegas Eus Raga.
Kepala Desa Nita, Herman Ranu, memahami kekecewaan warganya. Karena dia sudah menghubungi warga supaya menghadiri pertemuan yang ternyata dibatalkan itu.
Herman menaruh harapan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sikka supaya menjadwalkan ulang kegiatan sosialisasi.
“Warga yang hadir akhirnya bertanya-tanya kenapa sosialisasi batal. Ada apa ini? Karena di luar sana terjadi pro dan kontra. Ada yang mau dibangun, ada yang menolak. Karena itu saya sebagai kepala desa senang, ada sosialisasi ini (SPBU),” kata dia. (kf/gr)