HomeHumanioraPj Gubernur Tepis Isu Politik Dibalik RUPS Bank NTT

Pj Gubernur Tepis Isu Politik Dibalik RUPS Bank NTT

AFBTVNews, Kota Kupang – Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Andriko Noto Susanto menepis isu miring terkait adanya muatan politik dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank NTT.

Dikutip dari expontt.com, Andriko Noto Susanto menegaskan, tidaklah benar adanya nuansa politik dalam RUPS Bank NTT yang ramai diberitakan.

 “Jadi terkait berita-berita ada muatan politis gak ada itu dan tidak ada pengaruh pada politik. RUPS itu rutin, berpindah dari Bank DKI ke Bank Jatim itu harus kita RUPS-kan,” kata Andriko, Senin (11/11).

Ia menjelaskan, RUPS yang dilakukan Pemerintah dikarenakan masa jabatan Pelaksa Tugas (Plt) Direktur Bank NTT Yohanes Landu Praing telah berakhir.

“Kepemimpinan Plt itu sudah selesai per/tanggal 7 November 2024 kalau tidak salah, dan itu harus diganti dan pergantian juga harus melalui RUPS, jadi itu normal,” lanjut Andriko.

Ia pun menepis adanya pertemuan yang dilakukan Yohana Lisapaly di Rujab Gubernur NTT.

“Tidak ada. Saya sendiri baru tahu kalau ada pertemuan itu,” jawab Andriko kepada awak media, yang bertanya terkait pertemuan di Rujab Gubernur NTT.

Andriko kembali menjelaskan, untuk jabatan Plt hanya enam bulan dalam penyiapkan pejabat definitif namun hingga masa berakhir Plt Dirut Yohanes Landu Praing belum ada pejabat definitif.

“Jadi untuk pelaksa tugas itu diberikan waktu selama enam bulan, harapannya selama enam bulan itu sudah ada pejabat definitif sekarang sampai enam bulan belum ada pejabat definitif sehingga harus diganti, apakah itu diteruskan atau diganti orang lain, itu semua akan diputuskan dalam RUPS,” terangnya.

Ia menegaskan, siapapun berhak menjadi direktur namun memenuhi syarat untuk menjadi Dirut Bank NTT.

“Semua orang di Bank NTT itu kita anggap kompeten untuk menjadi Plt (Pelaksana Tugas) itu merupakan tugas tambahan itu bukan definitif,” tambahnya.

Ia mengaku, Bank NTT memiliki dua persoalan serius yang harus ditangani secara cepat

“Untuk siapa calonnya belum dibahas karena siapa yang Plt akan dibahas dalam RUPS. Bank NTT untuk saat ini punya dua persoalan mendasar yaitu, tidak terpenuhinya modal inti sebanyak Rp 3 triliun sehingga kita harus ber-KUB,” urai dia.

Ia melanjutkan, Bank NTT awalnya akan KUB bersama Bank DKI namun dalam perjalanan tidak ada kesempatan antar kedua bank.

“KUB pertama itu kita dengan Bank DKI, ternyata dalam perjalanan tidak ada deal, sehingga harus dipindahkan ke bank lain sehingga kita memilih Bank Jatim. Kenapa Bank Jatim, karena Bank Jatim sudah menunjukkan tanda-tanda yang baik,” Beber Andriko. (*/gr)

RELATED ARTICLES
Continue to the category

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Most Popular

Recent Comments