E
AFBTVNews, Flores Timur – Erupsi Gunung Lewotobi di Kabupaten Flores Timur (Flotim) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami peningkatan meningkat dan dampak yang timbulkan juga semakin parah.
Hal ini mengetuk nurani Girigahana Indonesia yang merupakan salah satu Organisasi pencinta alam ini terjun ke titik-titik pengungsian korban terdampak Lewotobi untuk memberi bantuan.
Yang luar biasa, Girigahana hadir dengan membuka posko dapur hangat untuk para korban. Dari dapur ini, tersalur bantuan berupa minuman hangat seperti susu, teh dan kopi serta cemilan berupa kue dan gorengan bagi para korban di setiap posko yang didatangi.
Girigahana Indonesia adalah organisasi pencinta alam yang sudah berbadan hukum Yayasan yang di dalamnya membidangi Tanggap Bencana. Yayasan ini berkantor di GOR Ciracas Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, DKI Jakarta.
Kepedulian kelompok ini lahir menyusul kabar dari media sosial bahwa Gunung Lewotobi mengalami erupsi dahsyat yang memporak-porandakan bangunan sekitar dan memakan korban jiwa sebanyak 9 orang.
Dapur hangat ini sudah bergerak sejak Selasa (5/11/2024), tepatnya pada hari kedua setelah erupsi besar.
“Kehadiran dapur hangat idenya sederhana, kita semua sudah terbiasa pada saat tidak terjadi bencana ngopi pagi dan sore. Kita menginginkan para pengungsi bisa tetap ngopi di pagi dan sore setiap hari ditambah gorengan atau snack sebagai teman ngopi,” jelas Elisabeth Metikores, Koordinator Lapangan Girigahana Indonesia Flores Timur, Jumat (8/11).
Elisabeth yang akrab dengan sapaan Cimet ini merincikan layanan mereka. “Hari Selasa di Posko Konga, Rabu bergerak ke Posko Bokang di SDI Bokang, Kecamatan Titehena. Dan Kamis mendatangi korban terdampak mandiri di Desa Waidang, Kecamatan Titehena,” kata Cimet.
Relawan Golkar Flotim ini lebih jauh mengatakan, para korban terdampak merupakan penyintas mandiri dari Desa Nawokote, Dusun Duang.
“Jadi sudah tiga titik kami hadir untuk korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki,” tambahnya.
Yayasan Girigahana Indonesia terlibat langsung dengan sukarela terdorong kepedulian mereka terhadap korban terdampak dengan menunjuk Elisabeth Metikores (Gamis, sapaan akrab dalam yayasan GI) salah satu anggota Girigahana Indonesia yang berada di lokasi posko menjadi Koordinator Lapangan Tanggap Bencana dengan surat tugasnya. (ab/gr)